Posts

Showing posts from January, 2021

Enjoy Friday like a True Minimalist!

Image
  An empty, clean, and tidy house. Perfectly painted grey empty walls, Pile of pillows on the corner of the grey-bedsheethed-bed with fluffy bedcover rolled like a fluffy sushi, And, a marathon of funny series that makes you laugh like never before (during the week). If this is what my soul desire, then I’ll let her be. Maybe.. just maybe.. maybe this is what’s best for you. Unless you found someone who’s energy and soul match yours, you should enjoy the solitude. 

Sandar harap mu

Image
  Kalau rasanya sendiri sekali, itu artinya Allah sedang mengeliminasi semua harap kepada selain-Nya. Itu karena Dia sayang, karena Dia tidak mau kamu kecewa. Karena Dia tahu, bersandar pada makhluk hanya akan menimbulkan patah hati. Dia tidak ingin hatimu patah, Dia yang paling tahu cara melindungimu dari tangis berkepanjangan. Mendekatlah terus, terus mendekat. Meskipun yang dulu kamu lakukan itu sangat buruk, tiada Dzat yang lebih pemaaf selain Dia. Kapanpun kamu datang, kapanpun kamu minta, Dia pasti akan menerimamu kembali dengan penuh sukacita. Karena demikianlah kasih sayang Tuhan pada hamba-Nya, tiada yang bisa menandingi, bahkan ibu kandungmu sendiri. Selama hatimu masih menggantungkan harap pada makhluk, selama itu pula Dia akan terus menyingkirkan harap itu. Hingga kamu sadar, bahwa tidak ada satu orang pun manusia di muka Bumi ini yang patut kamu jadikan sandaran.  *** Bogor, 28 Januari 2021

Berhenti Sejenak

Image
  Pada hari ini, 21 Januari 2021, masih kita dapati banyak sekali berita duka. Berita-berita kepergian sanak saudara, dari teman yang kita kenal melalui sosial media. Satu persatu memajang gambar wajah muda belia, cantik jelita, tampan rupawan, yang telah dipanggil duluan. Apakah pandemi yang merenggut mereka? Atau sebab lain, dan semua atas nama ajal? Entah. Tidak perlu kita tahu sebab kepergian dari orang yang bahkan namanya pun baru kita dengar hari ini, tapi cukup jadikan sebagai pengingat, bahwa waktu kita pun semakin dekat. Belum habis sampai di situ, satu persatu berita bencana alam berdatangan. Banjir bandang di area pegunungan, gempa bumi, tanah longsor, angin puting beliung.. belum habis duka setelah kepergian mendadak sebuah pesawat yang hilang kontak dan ditemukan dalam kepingan, kini kita harus menyaksikan gambar-gambar rumah yang luluh lantak diterjang alam. Di sini, hari ini, di rumah ini, saya habiskan waktu seharian bekerja keras memeras otak. Dengan lantunan syahdu mu

Life after Tidying-Up: Meal Prep!!

Image
Lol just kidding. This isn't meal prep. This is just repacking bebek ungkep biar praktis tinggal goreng. Now you have your kitchen tidy and everything has been put in order based on its categories. So you ready for the next step; meal prep!! Lol.  Not really. The truth is.. saya jadi malah makin malas masak karena tidak mau mengganggu keteraturan yang sudah tertata. Hahaha. Ini buruk, sungguh jangan ditiru. But if you do, kalau kalian merasa yang sama, well.. don't be too hard on yourself. Ikuti saja maunya apa. Nanti juga akan ada saatnya di mana kamu merasa, okay this is enough, the heck with it, I'll cook anyway.  Tapi memang dengan masuk ke dapur yang sekarang lebih rapi dan tertata dengan baik bikin kamu jadi lebih jernih melihat apa yang kamu punya di dapur. Bumbu-bumbu apa yang masih ada, bahan makanan apa saja yang bisa diolah, dan sedikit banyak kamu jadi punya keinginan untuk mengolahnya. Sore ini saya habiskan waktu menonton video-video youtube tentang meal-prep,

Why Decluttering will shape you into a new person

Image
"Currently Decluttering, so I'm basically a new person" adalah tagline yang saya taruh dimana-mana. Di caption photo terbaru instagram, di bio twitter, dan kalau perlu di depan pagar rumah pakai cutting sticker. Kenapa saya selalu menyebut demikian? Karena teknik Marie Kondo yang menjadikan joy sebagai acuan, adalah jalan menuju seseorang itu mengenal dirinya dan apa sebetulnya yang dia definisikan dengan joy. Kadang kita terlalu terbiasa hidup dengan satu cara yang familiar, sampai kita sendiri tidak paham mengapa kita lakukan kebiasaan yang kita lakukan. Kenapa harus selalu mandi tiap pagi, padahal tidak kemana-mana. Kenapa harus solat setiap hari, jika Tuhan Maha Tahu dan Maha Pengampun. Teknik Marie Kondo, pertama-tama memperkenalkan seseorang pada apa yang sebetulnya dia senangi, dan membawa rasa senang ke dalam hati. Teknik ini sedikit banyak berkorelasi dengan connecting to the ruh seperti yang pernah saya tulis sebelum ini. Bahwa manusia dibekali dengan tiga aspek

Day 7: Life After Tidying-Up

Image
  Saya tiba di rumah lewat pukul sepuluh malam. Disertai dengan rintik lembut, dan obrolan abang gojek malam tentang aplikasi yang eror hari ini. Padahal saya tidak bertanya, tapi abang itu seperti menjawab pertanyaan saya dengan kesalahan sistem yang terjadi sore tadi. Kejadian yang kami alami berada di waktu yang sama, sama-sama tidak bisa berkomunikasi antara pengemudi dan penumpang, dari sisi saya sebagai penumpang, kami hanya diberi notifikasi gagal tanpa tahu bahwa jika mengulang pesanan, saldonya terambil. Dari sisi pengemudi, pesanan itu masuk namun tidak bisa menghubungi penumpang dan tidak bisa juga membatalkan pesanan. Kejadian sore tadi mengarahkan saya pada hal lain lagi, yaitu sebuah percobaan penipuan. Saya melapor ke twitter, lalu dibalas oleh akun serupa, yang tidak saya cek username nya. Dengan polosnya mengklik tautan menuju chat pribadi, dan diminta mengisi formulir keluhan. Harusnya saya curiga. Tapi kejadian sehari ini --ditelepon berulang kali oleh asuransi spam

Decluttering Day 6: Outfit and Playlist

Image
  Eventhough Marie Kondo said that in this process, you shouldn't be hearing anything such music. Not even podcast. You can put a relaxing-un-vocal natural ambience like waterfall, or ocean, but nothing with human voice in it. Because you need to focus. You need to be able to hear yourself clearly and loudly. This is between you and yourself, to decide whether or not you will keep the stuff. As for me.. well.. my decluttering process is more of mine that Marie Kondo's. So I kinda mix it together between decluttering in cleaning.  I will take out all of my stuff from it's place, and then, I will clean the empty boxes before I start to discarding. And during this process -taking out the items and cleaning the spaces- I always have some music or podcasts or religious lectures with me. (And I found a gem; Music Travel Love, a cover duet of a brother, in places like nature and city.. their voice is amazing, their shot is brilliant, and their music.. man.. I love everything about

Decluttering Day 5: Facing My Biggest Fear

Image
  Sejujurnya tadi malam saya nyaris tidak bisa tidur memikirkan jigsaw puzzle pengaturan ruang, antara keinginan dan ketakutan. Saya ingin memindahkan meja kerja ke ruang tengah, itu artinya mungkin harus menggeser meja kopi yang sekarang suka dipake buat bikin juice ke dapur. Berarti saya harus menggeser meja oven, dan oven akan disatukan semeja dengan juicer. Nantinya, meja dapur akan pindah ke kamar depan. Mungkin untuk tempat duduk si teddy bear, atau mungkin juga untuk meletakkan prototype pajamas. Maka sebagai gantinya, saya akan membeli drawer set untuk menggantikan posisi meja kerja di kamar. Di situlah saya akan letakkan cermin, tanpa harus dipaku ke tembok.  Seolah-olah puzzle sudah teratasi, tapi ternyata.. Saya bangun dengan keputusan baru. Sebagaimana setahun yang lalu di Kupang, NTT, saat saya justru membatalkan Pulau Rote dan langsung potong kontur menyambangi Raijua. Badai, angin barat, you name it. Yang jelas, bahwa seseorang bisa bangun tidur dan berubah pikiran, itu

Decluttering Day 4: The Homeless in my House

Image
  Sebagaimana chapter dalam buku, hari ini saya masuk babak ke-empat dari keseluruhan proses tidying-up. This is the rightest way to begin the change of life --life changing experience doesn't have to be travel far to the outside world, travel far to the inside could also do-- and Marie Kondo is 90% right about this process. Proses penyimpanan adalah memastikan semua benda memiliki rumah, karena sumber dari clutter adalah karena benda-benda itu tidak punya tempat khusus untuk mereka berteduh. Put items based on category, every single one of them should have a designated spot.  Jadi saya mulai mengkategorikan benda-benda. Mudah untuk pakaian, sulit untuk komono  atau printilan. Sekarang, masalah baru mulai datang. Dan benar kata Marie Kondo, ini seperti menyusun jigsaw puzzle yang butuh fokus mendalam. Kenapa saya bilang ini adalah masalah baru? Begini.. I have a thing with commitment, okay. I can't even permanently nail the cables to the wall karena saya masih sering berpindah

Decluttering Day 3: Reset Button

Image
  This is harder than I thought. When I discard mementos from ten-fifteen years ago, as it turns out, it's easier than when I found a letter from a friend from a year ago. It was today when I finished my trip in Raijua. Hari ini saya juga selesai  nyaris selesai dengan proses tidying-up.  Tadi sore sudah mulai membersihkan ruang kosong di kamar depan. Barang-barang sudah siap pulang. Mereka yang dipulangkan adalah mereka yang memang masih saya ingat walau jarang dipakai: glue gun, hairdryer, songket Dayak buat cowok yang entah mau dikasih ke siapa padahal dulu dibeli tadinya buat Eyang. Sekarang Eyang sudah ga butuh lagi benda-benda seperti itu. Yang dia butuh hanya hadirnya kita di sana. Saya terlarut oleh emosi saat membaca surat dari Basa. Betapa saat itu, mati-matian ingin membunuh perasaan, dan hingga saat ini sulit sekali untuk bisa berperasaan lagi. I've gone too far, I think. I just have to stay in the middle, gak terlalu deep soal berperasaan, tapi juga ga heartless ju

Decluttering Day 2: What's past is past.

Image
  Kamu merasa seperti berada di jalan buntu, menjalani rutinitas yang sama setiap hari dan seolah tidak ada progres. You were stuck, and it feels like a dead end. I'll tell you what, maybe you should revisit yourself. Tengok benda-benda yang lama tertumpuk di dalam lemari mu. Di dalam kotak-kotak yang kau janji akan digunakan suatu hari nanti tapi tidak pernah kau gunakan. Old pillow you never use, packaging boxes you promise to reuse or a necklace that you never wear. Semua benda itu, tidak hanya menyerap energi positifmu dan mentransfer energi negatif yang tanpa sadar kamu serap, mereka juga mengumpulkan debu-debu yang membuatmu tidak nyaman bahkan untuk sekedar mendekati mereka. Hari ini saya mulai decluttering lebih pagi. Selepas bikin sarapan dan melakukan satu-dua hutang pekerjaan, saya berhasil memulai jauh sebelum jam makan siang. Hasilnya, satu kotak tisu habis pada pukul sembilan malam. Seharian bersin tidak berhenti, padahal sudah pakai masker sensi. Debu-debu yang disim