Posts

Showing posts from August, 2017

Ruang Bicara Seorang Minimalist

Image
Kadang kita tidak sadar bahwa kita tengah diperbudak. Oleh ego dan ambisi yang tiada batas, tapi ketiadaan ego dan ambisi pun mustahil adanya. Karena manusia pasti diciptakan dengan ego, hawa nafsu, yang mengarah pada ribuan ambisi tuk dicapai. Rumah pun menjadi sasaran ego dan ambisi. Benda-benda yang tertumpuk di dalamnya, kadang melambangkan hal-hal yang kita ingin tunjukkan. Bahwa iniloh saya ! Berlapis-lapis gambar dan hiasan memenuhi ruang dan dinding. Padahal ditengok pun jarang. Setiap kali saya main ke desa di Kalimantan atau Sumatera, jarang sekali saya menemui rumah yang penuh dengan hiasan seperti rumah-rumah di akun instagram vogue living (yang sering saya like ). Rata-rata rumah orang Dayak atau Batak itu memiliki ruang kosong, luas, tanpa furniture kecuali satu buah rak televisi (jika ada televisi) dan satu set kursi (jika ada set kursi, tapi kebanyakan hanya hamparan tikar). Fungsional? Jelas. Ruang seluas itu biasanya ada di rumah-rumah kepala desa atau para peting

Minimalism in North Sumatera

Image
Bangunan yang berdiri sejak empat generasi (bahkan lebih) itu membuat saya terdiam lama. Bagaimana.. Pikir saya.. Melengkungkan kayu sebegitu panjang? Hanya terpikir batang pohon dengan lingkar amat lebar lah yang bisa dibentuk dengan leluasa. Saya semakin sesak napas jika mengingat harganya sekarang. Jaman dimana serbuk kayu saja sudah melangit, apalagi kayu solid. Ditambah lagi, bangunan itu dibuat tanpa paku. Hanya teknik kait mengaitkan kayu dan pasak yang semakin memperumit proses pembuatan. Sekarang orang sudah jarang ada yang bisa membuat pahatan dan bentuk bangunan seperti di Sumatera Utara, rumah orang Batak yang terdiri dari satu marga per rumah. Ah.. Semakin mudah saja orang membuat rumah, untuk apa bersusah payah mengukir memahat jika ada paku tuk menyatukan. TOK!! *** Jika menyempatkan diri masuk ke dalam rumah adat Suku Batak, anda akan mendapati ruang kosong tanpa sekat. Hanya ada satu ruang yang berupa lantai tambahan, dilengkapi dengan tangga dan dipan serupa kama

North Sumatera

Image
This is the only planet of our own. Keep it. Take a good care of it.

Mnimalist Millennial Talks about Sustainabilty

Image
Kami adalah millennial yang bingung. Termakan berita di media bahwa bumi sedang sekarat, ingin melakukan sesuatu tapi nampaknya dunia tak butuh tangan kami. Jika diibaratkan bunga mawar, maka kami ini tengah menguncup dan hendak mekar. Sejak masih benih, kami selalu dibisikkan kalimat-kalimat menyemangati, bahwa kelak jika sudah besar, kami akan menjadi bunga yang berguna. Yang membahagiakan banyak orang ketika mekar dengan indahnya. Namun tepat ketika kami hendak mekar, matahari berhenti bersinar. Seolah berkata: tak usah mekar , dunia tidak butuh parasmu . Ia butuh sari mu . Bekerjalah kamu . Bersusah payah lah di ruangan sana. Pesona mu tidak lagi ditunggu . Keringatmu lah yang kami mau . Lalu, ketimbang bermekaran dan memberi value bagi seisi bumi, kami berjalan beriringan menuju ruang ekstraksi. Yang penting sari, begitu kata matahari. *** Di awal penulisan blog ini saya bercerita tentang dua perempuan muda, at their thirties tapi sudah sangat menginspirasi. K

Circle of Joy

Image
If you live a fulfilling life, you have plenty of friends to laugh with but not to talk with, you're exhausted but you don't know why.. I think all I can say is.. I can feel you. And no matter what I do, no matter how busy I am, I won't check my schedule if you call me that you need me. *** Punya teman bicara memang menyenangkan. Apalagi kalau mereka bisa mendengar sekaligus merasakan yang kita rasa, dan menyenandungkan lagu yang sama. Saya rasa, cukuplah teman bicara yang menjadi harta kekayaan seseorang yang tak ternilai harganya. Karena mereka tidak bisa dibeli, pun tidak bisa ditemukan dengan mudah. *** Sejak memutuskan untuk menjadi minimalist, saya juga melepas beberapa lingkaran yang saya rasa tidak lagi membawa kebahagiaan pada hidup saya. Tidak memberi value lebih dalam selain untuk 'berjaga-jaga'. The just in case condition yang selalu dipegang erat oleh manusia, yang takut akan perubahan. Bukan berarti saya memutuskan tali silaturahmi, karena

Contentment in Minimalism

Image
Minimalism is about clarity. To simplify things in a complicated world. Tapi hati-hati dengan ego traps. Perasaan bahwa diri sendiri lebih baik dari orang lain. Bahwa diri sendiri lebih bahagia dari orang lain. Dan bahwa diri sendiri lebih sederhana dari orang lain. We cannot compare our happiness to other. A piece of cake, in the same size, will bring different level of happiness to two different kids. Ketika melihat orang lain tengah mempersiapkan masa depannya dengan rumit, tidak perlu menyela dengan berkata "ah terlalu rumit! Saya dong, sederhana" Simplicity has no measurement. One cannot compare their simplicity to others. Bisa saja pakaian seharga satu juta rupiah adalah sederhana bagi orang berpenghasilan seratus juta per bulan. We cannot judge someone if they're living a lavish or prudent life. *** With minimalism, we reach the stage of life in which we don't have to compare our self. Comparing is the thief of joy. Why bother if someone got the new car, if

Minimalist Food

Image
Saya tertawa membaca komentar dalam salah satu cuplikan tulisan Josh and Ryan the duo minimalist . Si penulis komentar bertanya, "bagaimanakah cara seorang minimalist makan?" Dan jawabannya sederhana.. We eat with our mouth, teeth and tongue. Beberapa orang mungkin terlalu berlebihan dalam menanggapi prinsip yang sedang digemari banyak orang ini. Yang skeptis pun banyak, sampai-sampai mengira bahwa minimalist adalah sufi yang benar-benar harus terlepas dari keinginan duniawi, termasuk makan. Bagi saya, tidak ada aturan baku yang mengatur bagaimana seorang minimalist makan. Karena minimalism adalah prinsip yang berdasar pada kebahagiaan, dan damai dalam diri. Jika terlalu banyak aturan, justru akan menghilangkan kebebasan. Dan itu, malah bukan mendatangkan bahagia melainkan rasa  cemas. Namun Marie Kondo, seorang konsultan di bidang penataan ruang-dan rumah, menyarankan untuk tidak menumpuk makanan secara berlebih. Dalam satu postingan yang ia publis di media sosial, Marie