I have to take down the previous two posts because I changed mind like weather. I might not be that person anymore. *** Ini selalu terjadi setiap kali habis antar Mama ke bandara. Karena begitu Mama pergi, ada segumpal rasa bersalah yang selalu membayangi seolah bilang jahat banget si ke Mama sendiri. Pendiem banget si. Cerita apa kek. Cerita tentang apa kek. But she never asked so I never tell. Jadinya setiap kali habis nganter-nganter Mama yang berakhir di bandara tu aku tu cuma kayak supir aja gitu. Diem sepanjang jalan, paling kalo Mama komentar apa baru ku nimbrung. Kenapa ya aku ni gak bisa banget cerita ke orang tua sendiri? Apa karena dari SMA sudah pisah dengan mereka jadi emosional connectionnya sudah hilang? Atau karena merasa tersisih oleh kehadiran dua anak yang lebih hangat dan periang? I feel like turning into a cold-hearted woman now. Selalu setelah Mama pulang, aku tidak pernah mau sendirian. Terakhir kali seperti ini, ku minta temenin sama temen deketku yang kita em
Living more with less. Saya mencoba merangkum cara hidup minimalist yang saya temukan di sepanjang perjalanan menjelajahi Indonesia, bercakap dengan para penduduk desa, dan melihat langsung cara-cara hidup mereka. Tapi sesekali saya juga ingin berkhayal, dan menuangkannya dalam bentuk fiksi-fiksi mini, yang kadang tidak ada hubungannya sama sekali dengan minimalism. Welcome to my album of thought. I hope you like it.