Mikirin apa?
Tabungan? Penghasilanmu tidak memungkinkanmu untuk menabung?
Bukankah rejeki setiap orang itu sudah ditakar dan tak akan tertukar? Kenapa resah? Bukankah Allah Maha Kaya? Tinggal minta semua pasti dikasih karena Dia Maha Mendengar, Mengetahui dan Maha Memberi.
Ooh.. kamu sudah berdoa tapi belum diberi juga?
Coba lihat gimana cara berdoa mu.. solatmu sudah benar belum? Sehabis takbir saat bibir membaca doa iftitah pikiranmu melayang ke mana? Ke menu makan siang atau ke makna doa yang sedang kamu baca?
Eh gimana? Bukan mikirin tabungan? Trus apa dong?
Mikirin pencapaian?
Kenapa teman-temanmu pada sukses, punya pekerjaan yang mapan, bisa beli rumah, liburan, sedangkan kamu masih dengan gaji pas-pasan?
Hmm..
Kenapa harus dibandingkan?
Kenapa kamu harus punya apa yang dia punya?
Kan kamu tidak tahu konsekuensi seperti apa dibalik sesuatu yang orang lain miliki dan tidak kamu miliki. Bisa jadi kamu gak akan sanggup nanti menanggung konsekuensi itu.
Coba lihat ke dalam dirimu sendiri, tanggung jawab seperti apa yang sanggup kamu emban sekarang? Kamarmu, tiap hari dirapihin gak?
Oh kamu mikirin jodoh ya? Pingin segera punya keluarga?
Ya ya ya, kalau itu aku maklum. Aku juga sering jadi gak bisa tidur kalau kepikiran orang-orang yang cuma datang mampir itu.
Kadang takut juga ya kalau kita terus-terusan sendirian begini?
Hmm..
Tapi gapapa. Kamu hanya harus terus percaya, bahwa kalian akan dipertemukan suatu saat nanti. Tenang saja, dia sedang dalam perjalanan kok. Lagi kelamaan mampir di rest area aja kali.
Kamu khawatir tentang apa lagi?
Pekerjaan yang tidak kunjung selesai? Deadline mepet dan..
Hei,
Bukan pekerjaan yang akan menjamin hari tua mu. Uang yang kamu kumpulkan sekarang, bisa jadi besok juga sudah habis.
Kalau kamu sudah lakukan yang terbaik di jam kerja, sudah menunaikan hak perusahaan yang menggajimu dengan sepenuh hati, sudah saja jangan dibawa pulang resahmu itu.
Ada hal lain yang lebih besar untuk kamu pedulikan: dirimu sendiri.
Seberapa sering kamu menelpon keluargamu? Seberapa peduli kamu dengan pasanganmu (bagi yang sudah punya pasangan). Kalau kamu sakit, yang rawat kan mereka, bukan orang kantor. Nanti kalau kamu tua, dan sudah tidak bisa apa-apa, yang ganti pampersmu kan anak cucumu, bukan orang kantor.
Hidup di dunia ini terlalu singkat, makanya tujuannya cuma buat ibadah. Semuanya cuma dibedakan oleh niat. Kamu bekerja, menabung, sedekah, yang membedakan kualitasnya hanya pada niat. Dan niat hanya antara dirimu sendiri dan Dia Yang Maha Melihat.
Kalau kamu masih gelisah, resah dan susah tidur karena ada lubang kosong yang menganga dan ingin segera kau sumpal dengan uang, pekerjaan, pasangan, atau pencapaian, berarti kamu belum benar-benar yakin bahwa Allah itu ada. Kamu belum benar meyakini nama-Nya Yang Maha Memelihara.
Coba ganti pikirannya, saat gelisah, sebut nama-Nya. Ingat keberadaan-Nya. Minta pada Dia.
Karena hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.
***
Bogor, 28 November 2020
Aku sering banget ya nulis tentang Allah. Tapi aku ga se relijius itu kok gais. Jangan terperdaya oleh tulisan ya. Kadang apa yg jadi buah pikir, belum tentu diturunkan menjadi laku.
Comments
Post a comment