Oh my God.. begitu menyelesaikan buku ini rasanya seperti menemukan diri sendiri yang lama tenggelam dalam tumpukan kerjaan. Sudah terlalu lama sejak terakhir kali saya bisa menyendiri, get lost in the story of a book, and actually finished a book!
Liz Gilbert membuat setiap halamannya relate, dan saya seperti bisa merasakan buncah emosi yang dia rasa. Termasuk ketika memulai hubungan baru, yang saya tahu sulit sekali jika kita sudah pernah beberapa kali gagal membangun hubungan. (Lol what do I know I am only 28 and never married). But I know a thing or two about heartbreak, so yep.. that count.
Cara yang dipakai Felipe di buku ini bisa jadi adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan hati seorang perempuan macam Liz Gilbert. Yang setelah bad breakups and divorce, memilih untuk menempuh perjalanan mencari Tuhan dan menemukan damai dalam dirinya sendiri. Artinya, perempuan seperti ini sudah utuh, she's no longer seeks comfort in men, tidak lagi butuh laki-laki untuk membuat dirinya dicintai. Tapi bukan berarti dia tidak butuh laki-laki. Karena itu sudah fitrah, dan sebagai muslim seharusnya kita tidak se-confuse Liz Gilbert dalam mencari arti dan pedoman hidup.
So, this is what you could do in order to win the heart of a Liz Gilbert:
 |
Langsung tanya.
|
 |
Langsung bilang (except for the vasectomy part).
|
Comments
Post a comment