Setiap kali pulang ke rumah Eyang, saya selalu merasa bersyukur tinggal di Bogor. Kota yang hujannya ada sepanjang tahun. Kota yang suhu nya masih netral, tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas. Kota yang.. meski penuh kenangan, tapi selalu bisa ramah terhadap luka.
Jumat kemarin saya memutuskan pulang, ketika dapat kabar bahwa Eyang jatuh di kamar mandi dan dirawat di rumah sakit. Saya tinggal tidak begitu jauh dari mereka, tapi jarang sekali saya menengok mereka. Kalau bukan karena lebaran, ya momen seperti ini. Belum pernah sengaja datang hanya tuk pulang menuntaskan rindu.
Berbeda dengan Bogor, kota ini sangat panas, padat, dan ramai pedagang. Dulunya, kota ini adalah tempat persinggahan bagi para pemudik dari Jakarta yang hendak ke Jawa. Sejak ada tol Cipali, barulah orang-orang beralih dan mengurangi debit kendaraan di sepanjang jalur Pantai Utara.
Saya sempat menghabiskan masa kecil di sini. Sampai sekarang masih dikenal oleh pedagang di pasar sebagai anak kecil yang suka nangis dan ditinggal oleh ibunya. Boy, life was tough. Itu kenapa sampai sekarang saya paling tidak suka lihat anak kecil manja yang semua keinginannya harus dituruti.
Tapi saya tetap suka kota ini. Ada tempat di hati saya, untuk siomay pinggir jalan yang rasanya tentu berbeda dengan yang ada di Bogor. Untuk nasi uduk lontong sayur Mang Aep yang kerap kami beli tuk sarapan. Untuk nasi goreng depan rumah, yang dulu Eyang saya suka beli dengan membawa nasi sendiri dari rumah.
Sebetulnya, di dekat sini ada pantai. Pantai Pondok Bali namanya. Orang-orang biasa berlibur di sana meski pantainya tidak menyajikan pemandangan laut biru seperti di rumah saya yang lain; Gorontalo.
Kota ini bukan kota tuk wisatawan. Tidak ada alasan bagi kamu tuk mampir kemari kecuali tuk menyambangi keluarga. Banyak perantau dari daerah sini yang pergi ke Jakarta, Sumatera, Kalimantan, tapi belum pernah saya temui - di sepanjang jalan yang pernah saya lalui- ada orang yang tahu, di mana letaknya Pamanukan.
***
Pamanukan, 6 April 05.58
Semalam sepupu sy yg paling kecil yg berusia 4 tahun tidur di samping saya sepanjang malam. Oh jadi begitu rasanya tidur di samping bayi
Comments
Post a comment