Satu poin yang saya tekankan dalam tulisan saya sebelumnya; Senin Bertanduk, yaitu Abai.
Abai ini adalah penyakit keji yang bisa menggerogoti hati manusia, dan berakibat fatal terhadap orang banyak.
Sering lihat kebakaran karena orang lupa mematikan kompor? Abai.
Kaum Yahudi disebut berkali-kali di dalam Al-Quran, karena Abai.
Saya ingin mengelaborasi sedikit akar dari sifat Abai ini. Apa sebab yang membuat seseorang bisa menjadi Abai:
Pertama tentu saja menganggap rendah orang lain. Merasa hal itu tidak penting, sehingga tidak patut mendapat perhatiannya.
Kedua, masih relevan dengan poin pertama, yaitu tidak peduli. Tidak peduli ini bisa jadi karena menganggap tidak penting itu juga sih, jadi ya sama saja.
Ketiga, karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, sehingga tidak mau menyempatkan waktu memikirkan orang lain, dan beranggapan kalau urusan itu tidak penting untuk dipikirkan: Egois.
Tidak ada hal baik dari sifat Abai. Saya pernah baca kutipan di suatu tempat, bahwa lawan dari cinta bukanlah benci, tetapi abai alias tidak peduli. Perempuan jika dia peduli pada anaknya, dia akan sering memarahi anak itu. Khawatir jatuh dari tempat tidur, maka disuruh maju ke tengah. Khawatir makan makanan yang mengandung penyakit, maka dilarang jajan sembarangan. Artinya ada kasih sayang yang dia punya terhadap si anak. Coba kalau dia tidak sayang, peduli amat anaknya mau jajan di pinggir jalan kek, makan di atas trotoar kek, kena debu jalanan ya biarkan saja. Abai.
***
Hari ini Hari Buku Sedunia. Tidak banyak orang yang tertarik untuk merayakannya, tapi bagi saya, ini seperti harinya lebaran Buku. Saatnya mengembalikan buku-buku yang bukan milik saya, dan menagih kembali buku-buku saya yang dipinjam.
Orang yang abai terhadap literasi, akan tenggelam dalam perkembangan dunia modern tanpa ada pegangan pasti.
Coba kalau dipikir-pikir, kenapa Allah menurunkan buku untuk kelangsungan hidup manusia sepeninggal nabi? Bukan sesuatu yang lebih terlihat kekuatannya sehingga mudah untuk dipercaya, seperti gelang emas dihiasi batu-batu warna warni yang bisa melenyapkan separuh isi bumi? Bukan Gunung emas yang menjulang tinggi, yang kalau dikeruk isinya keluar lagi keluar lagi tidak habis-habis sampai kiamat?
Tentu Allah lebih dari mampu mengadakan itu semua, jika dimaksudkan untuk pegangan supaya orang mau mentaati-Nya.
Tapi yang Allah turunkan malah Kitab, Al-Quran. Dengan bahasa sastra yang meliuk indah, dengan kedalaman makna yang jika satu ayat dijelaskan, bisa butuh dua sampai tiga jam.
Karena komunikasi adalah hal paling fundamental dalam kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya komunikasi verbal manusia berbicara dengan yang satu, partikel penyusun benda mati pun berkomunikasi antara satu dan yang lain. Ada namanya String Theory, yang bisa memandang sistem semesta dalam empat dimensi, sehingga terlihat bahwa adanya komunikasi antara satu partikel dengan partikel yang lain, terkoneksi dalam satu jalinan vibrasi. Vibrasi ini yang menjadi penyampai pesan, sehingga benda-benda bisa mengerti ketika sesuatu sedang terjadi.
Jangan kira handphone mu yang tiba-tiba rusak setelah kau bergumam ingin beli handphone baru itu adalah suatu kebetulan yang tidak disengaja. Bahkan benda pun tahu kapan dia sudah tidak dibutuhkan lagi.
Bagi saya, abai adalah kekejian terbesar abad ini. Terlebih ketika alat komunikasi sudah demikian canggih, sehingga kecil kemungkinan orang abai karena tidak sengaja.
Pernah dengar ada orang yang mati karena dicuekin?
***
Bogor, 23 April 2019
Abai ini adalah penyakit keji yang bisa menggerogoti hati manusia, dan berakibat fatal terhadap orang banyak.
Sering lihat kebakaran karena orang lupa mematikan kompor? Abai.
Kaum Yahudi disebut berkali-kali di dalam Al-Quran, karena Abai.
Saya ingin mengelaborasi sedikit akar dari sifat Abai ini. Apa sebab yang membuat seseorang bisa menjadi Abai:
Pertama tentu saja menganggap rendah orang lain. Merasa hal itu tidak penting, sehingga tidak patut mendapat perhatiannya.
Kedua, masih relevan dengan poin pertama, yaitu tidak peduli. Tidak peduli ini bisa jadi karena menganggap tidak penting itu juga sih, jadi ya sama saja.
Ketiga, karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, sehingga tidak mau menyempatkan waktu memikirkan orang lain, dan beranggapan kalau urusan itu tidak penting untuk dipikirkan: Egois.
Tidak ada hal baik dari sifat Abai. Saya pernah baca kutipan di suatu tempat, bahwa lawan dari cinta bukanlah benci, tetapi abai alias tidak peduli. Perempuan jika dia peduli pada anaknya, dia akan sering memarahi anak itu. Khawatir jatuh dari tempat tidur, maka disuruh maju ke tengah. Khawatir makan makanan yang mengandung penyakit, maka dilarang jajan sembarangan. Artinya ada kasih sayang yang dia punya terhadap si anak. Coba kalau dia tidak sayang, peduli amat anaknya mau jajan di pinggir jalan kek, makan di atas trotoar kek, kena debu jalanan ya biarkan saja. Abai.
***
Hari ini Hari Buku Sedunia. Tidak banyak orang yang tertarik untuk merayakannya, tapi bagi saya, ini seperti harinya lebaran Buku. Saatnya mengembalikan buku-buku yang bukan milik saya, dan menagih kembali buku-buku saya yang dipinjam.
Orang yang abai terhadap literasi, akan tenggelam dalam perkembangan dunia modern tanpa ada pegangan pasti.
Coba kalau dipikir-pikir, kenapa Allah menurunkan buku untuk kelangsungan hidup manusia sepeninggal nabi? Bukan sesuatu yang lebih terlihat kekuatannya sehingga mudah untuk dipercaya, seperti gelang emas dihiasi batu-batu warna warni yang bisa melenyapkan separuh isi bumi? Bukan Gunung emas yang menjulang tinggi, yang kalau dikeruk isinya keluar lagi keluar lagi tidak habis-habis sampai kiamat?
Tentu Allah lebih dari mampu mengadakan itu semua, jika dimaksudkan untuk pegangan supaya orang mau mentaati-Nya.
Tapi yang Allah turunkan malah Kitab, Al-Quran. Dengan bahasa sastra yang meliuk indah, dengan kedalaman makna yang jika satu ayat dijelaskan, bisa butuh dua sampai tiga jam.
Karena komunikasi adalah hal paling fundamental dalam kehidupan makhluk hidup. Bukan hanya komunikasi verbal manusia berbicara dengan yang satu, partikel penyusun benda mati pun berkomunikasi antara satu dan yang lain. Ada namanya String Theory, yang bisa memandang sistem semesta dalam empat dimensi, sehingga terlihat bahwa adanya komunikasi antara satu partikel dengan partikel yang lain, terkoneksi dalam satu jalinan vibrasi. Vibrasi ini yang menjadi penyampai pesan, sehingga benda-benda bisa mengerti ketika sesuatu sedang terjadi.
Jangan kira handphone mu yang tiba-tiba rusak setelah kau bergumam ingin beli handphone baru itu adalah suatu kebetulan yang tidak disengaja. Bahkan benda pun tahu kapan dia sudah tidak dibutuhkan lagi.
Bagi saya, abai adalah kekejian terbesar abad ini. Terlebih ketika alat komunikasi sudah demikian canggih, sehingga kecil kemungkinan orang abai karena tidak sengaja.
Pernah dengar ada orang yang mati karena dicuekin?
***
Bogor, 23 April 2019
Comments
Post a comment