Kalian pernah cemburu?
Ah.. Jangan bohong. Pasti pernah, kan. Cemburu adalah hal yang lumrah kok. Berarti masih lembut perasaannya, dan kuat rasa memilikinya.
Beruntunglah orang-orang yang dicemburui. Karena saya (pernah) menjalin hubungan selama lima setengah tahun, dan selama itu pula tidak pernah dicemburui. #curcol.
***
Karena dua hari ini sudah ada dua orang yang mengadu pada saya soal cemburu-dicemburui, maka saya tertarik untuk bahas disini malam ini (selain karena gak ada bahan lain, secara dua hari di rumah terus. Haha).
Kenapa sih seseorang itu cemburu?
Apa karena dia memang cemburuan sifatnya?
Lalu kenapa dia bisa punya sifat pencemburu?
Saya mencoba menarik dari akar penyebab kenapa cemburu itu bisa ada;
Cemburu datangnya dari rasa memiliki yang begitu kuat, saking kuatnya jadi takut jika yang dimiliki itu pergi. Di bumbui oleh perasaan insecure, (yang bisa dimiliki oleh perempuan maupun laki-laki), rasa takut kehilangan itu semakin menjadi.
Apalagi kalau pasangan insecure, yang butuh penguatan dari pasangannya, tapi justru pasangannya malah main mata dengan orang lain. Dia akan menjadi cemas, membanding-bandingkan, dan merasa diri tidak cukup baik/cantik/ganteng/pintar dibanding si saingan.
Ada juga cemburu yang datang tanpa si pasangan bermain mata, hal-hal kecil yang tidak sengaja dibuat oleh Si A misalnya, membuat Si B tiba-tiba marah dan cemburu. Padahal A tidak bermaksud untuk membandingkan Si B dengan orang lain. Cemburu yang semacam ini jelas tentu karena insecurity yang tinggi dari Si B.
***
The truth is, cemburu adalah candu. Tidak ada obat untuk menghilangkan sifat cemburuan seseorang. Apalagi kalau sudah mendarah daging, dan riwayat percintaannya pun demikian.
Satu-satunya yang bisa menolong hanyalah si pasangan, agar lebih pengertian. Mengerti bahwa pasangannya sensitif terhadap hal-hal demikian, sehingga mulai mengontrol diri. Untuk tidak me-like instagram cewek/cowok lain, misalnya. Seremeh itu sih memang, tapi kalau dia bersungguh-sungguh ingin hubungan ini berjalan lancar, pasti akan dilakukan.
Saya sampaikan pada teman yang pacarnya mendadak cemburu oleh hal kecil tidak sengaja yang dia lakukan, bahwa jika sudah terlanjur begitu, tunjukkan bahwa kita menyesal. Dengan sungguh-sungguh, tunjukkan bahwa kita ingin memperbaiki keadaan. Jangan takut tuk menjadi pihak yang mencintai lebih besar. If that what makes this relationship work.
Pasangan cemburuan adalah hal baik. Yang mungkin perlu disesuaikan ambang batas nya agar selalu bisa ditolerir. Saya pun ingin punya pasangan yang bisa cemburu pada saya, yang memang dia punya hak untuk itu. Selepas dari mantan pacar lima tahun itu, saya pernah dekat dengan seorang posesif. Saat itu baru saya tahu bagaimana rasanya dicemburui. dan saya jadi tahu satu hal;
Kita senang jika pasangan cemburu, jika memang pasangan itu kita kehendaki. Mutual feeling. Kalau perasaan itu hanya sebelah pihak (Si A sayang sama Si B, tapi tidak dengan Si B), maka Si B tidak akan suka jika Si A cemburu pada nya.
Kurang lebih itu yang saya rasakan ketika dekat dengan seorang posesif, yang belum bisa saya balas perasaannya.
***
Cemburu adalah bumbu, jika pasangan sudah menikah, cemburu adalah percik-percik kembang api kecil dan lucu yang bisa menguatkan satu sama lain.
Tapi percik api itu bisa membesar jika salah penanganan. Mentang-mentang senang dicemburui, trus sengaja gitu posting-posting foto berduaan dengan cewek/cowok lain. Oh tidak.. Jangan main api sama percik kembang api, kalau belum siap dengan sakitnya ditinggal pergi.
Saya menghargai perempuan-perempuan yang menderita karena cemburu. Karena dasarnya perempuan memang insecure, makanya mereka butuh make up untuk menutupi segala kekurangan di wajahnya. Dasarnya perempuan itu kekanakan, dan mudah merasa tersaingi. Jiwa kompetitifnya tinggi, apalagi jika sudah merasa memiliki.
Dan saya iri pada perempuan-perempuan yang pasangannya mudah cemburu. Itulah sebaik-baik kontrol yang bisa seorang perempuan miliki; menjaga perasaan suami/pasangan. Laki-laki pencemburu sangat pantas dijaga, karena mereka pun otomatis akan menjaga dirinya sendiri, karena tahu bahwa cemburu itu tidak enak.
***
Semoga siapapun yang tengah melewati perihnya mencemburu, bisa segera memetik hikmah dari rasa sakit yang sedang mampir. There is always.. Always be a collateral beauty.
Comments
Post a comment