Satu menit, dua menit,
Sepuluh menit, lalu satu jam,
Yang ditunggu belum juga datang. Berulang kali kita meyakinkan diri sendiri, bahwa ini akan berujung. Dia akan datang,
Sepuluh menit, lalu satu jam,
Yang ditunggu belum juga datang. Berulang kali kita meyakinkan diri sendiri, bahwa ini akan berujung. Dia akan datang,
Dua jam, tiga jam,
Hilang entah kemana. Kita masih duduk di tempat yang sama. dengan sabar menghintung derai awan.
Hilang entah kemana. Kita masih duduk di tempat yang sama. dengan sabar menghintung derai awan.
Gelisah mulai datang, satu persatu menyapa menggoda..
'Mungkin dia tidak akan datang. Mungkin penantian inia akan sia-sia. Mungkin kamu harus beranjak dari dudukmu dan mencarinya'
Tapi tidak.
Kamu yakinkan dirimu untuk duduk menunggu. Karena demikian perintahnya, agar menunggu saja
Dia bilang dia pasti datang. Dia ada dan Dia yang menciptakan dia.
Kamu yakinkan dirimu untuk duduk menunggu. Karena demikian perintahnya, agar menunggu saja
Dia bilang dia pasti datang. Dia ada dan Dia yang menciptakan dia.
Empat jam, lima jam,
Kembali hatimu gelisah. Kamu mulai lelah. Dan mulai ingin menyerah.
Kembali hatimu gelisah. Kamu mulai lelah. Dan mulai ingin menyerah.
Matamu terkantuk menahan perih, namun kau hibur hati agar tetap tenang di sisa hari.
Dia akan datang, begitu bisikmu.
Enam jam..
Sesosok muncul dari kejauhan.
Berdebar dada mu menatap bayangan yang mendekat.
Bahagiamu mulai buncah. Tenangmu mulai nyata.
Perlahan bayangan itu semakin jelas.
Berdebar dada mu menatap bayangan yang mendekat.
Bahagiamu mulai buncah. Tenangmu mulai nyata.
Perlahan bayangan itu semakin jelas.
Semakin nyata.. Semakin jelas.
Kamu tetap duduk menunggu. Dengan sabar, menyiapkan senyum manis terbaikmu.
Kamu tetap duduk menunggu. Dengan sabar, menyiapkan senyum manis terbaikmu.
Kini ia telah dekat. Sangat dekat hanya berjarak satu depa.
Kalian bersapa.
Tapi bukan.
Kamu kembali duduk
Kecewa?
Kecewa?
Nanga Kemangai, 24 November 2017
Comments
Post a comment