Bukan saja tentang jatuh hati,
Tapi tentang bagaimana kita menghadapi
Segala lika-liku yang kian tidak pasti
Padahal semua tau, yang paling pasti adalah mati.
Satu dua angin bersuara,
Sebutnya, namanya lah yang bergema
Yang kau tolak dengan tega,
Hanya karena tak seirama.
Jika kau bilang mereka aneh dan sama saja
Mengapa terus kau bunuh mereka dengan ego mu yang tidak pernah sempurna?
Kau anggap dirimu hebat, padahal sejatinya tidak ada sedikit pun yang dapat kau bangga.
Hahaha
Bumi terus berputar,
Mengorbit menjelma menjadi sang waktu yang berpendar
Menua hingga nanti tak ada lagi yang tersisa tuk bersandar
Kecuali Dia Sang Maha Penyabar
Apakah kau ingin tahu satu rahasia?
Yang terdalam yang hanya akan angin sampaikan pada hujan?
Rahasia yang pasti akan menusuk menghujam
Ego mu yang terlanjur butuh dirajam.
Bahwa kau memang bodoh!
Teramat bodoh untuk dikatakan bodoh!
Mengapa tak kau bodohi saja ego mu yang tidak bisa berhenti menuduh orang lain bodoh?
Karena hanya kau disini Sang Bodoh!
Kau tertawa terbahak dengan bangga
Telah berhasil menyingkirkan dia yang mencinta
Menyiram api asmara yang tengah membara
Untuk kau tinggal pergi bersama anganmu yang sejatinya tiada,
Hidup mu berada di dalam mimpi
Akan fantasi ibu peri yang kau bangun sejak kecil
Kau pikir kaulah Sang Putri,
Kutunggu hingga kau bangun dari tidurmu nanti
Putri!
Teriakku keras dalam hati,
Kau menoleh tersipu seolah terpanggil,
Namun kulewati tubuhmu yang mungil,
Tentu saja bukan kau yang aku maksud
Putri tidak akan menghisap cerutu berbau
Tolong menyingkir kau dari jalanku
Aku enggan berkawan denganmu
***
Sampai nanti kita tua,
Ego akan selalu bersama jika kita pelihara.
Maka tenangkanlah dirimu, sayang.
Karena jalan panjang masih jauh membentang.
Kau, aku. Kita berdua saja.
Melawan setiap rintihan cicit ego yang kian berirama,
Membuat siapapun yang mendengarnya seolah sedang berirama,
Kita tidak boleh terperdaya, sayang.
Aku disini untuk menjaga dan merawatmu dengan cinta
Yang telah lama kupelihara dalam diam dan taqwa
Hanya untuk memastikan agar kau tetap tenang dalam mengemban amanah yang menggantung jumawa
Akan kita bunuh dia bersama
Lalu kita tersenyum bahagia
Selamanya
Hingga ajal menjemput kita tertawa
Bahagia karena perjalanan kita sejatinya baru saja bermula
***
Untuk tujuan yang sama,
Surga Adn milik Allah Ta'ala
Comments
Post a comment