Apakah jahat jika saya katakan, kehancuran bumi itu niscaya? Satu hal yang paling pasti di atas seluruh ketidakpastian yang sering terjadi di muka bumi. Kita tidak akan pernah bisa menghentikan pemanasan global. Pun tidak bisa menghentikan industrialisasi yang mengeruk perut bumi hingga ke dasarnya.
Pada akhirnya bumi akan hancur. Gunung-gunung akan meletus bertebaran. Manusia akan lari tunggang langgang. Ibu yang sedang menyusui anaknya pun sampai akan lupa dengan anak yang sedang disusui. Sedahsyat itu kegemparan dan kerusakan yang akan terjadi. Setidaknya itulah yang dikatakan Kitab kami, Al-Quran.
***
Apa itu artinya kita berhak diam saja?
Tidak perlu berbuat apapun karena toh pasti akan sia-sia?
***
Dalam Al-Quran pun disebutkan, betapa mulianya orang-orang yang menunaikan kebaikan di atas bumi. Kebaikan yang diberi akan setimpal dengan kebaikan yang datang kembali. dalam bentuk dan rupa berbeda.
Manusia didorong untuk terus memupuk, memelihara dan merawat bumi serta seisinya. Sayang menyayangi agar saling menjaga.
Saya rasa semua agama mengajarkan hal itu. Kebaikan yang tanpa batas.
Meskipun kerusakan adalah niscaya, tetapi jika diiringi dengan kebaikan, maka yakinlah bahwa kelak ketika tiba waktunya, kita bukan termasuk golongan orang yang menyesal. Menyesal karena merasa tidak pernah berbuat apapun untuk bumi apalagi manusia. Setidaknya, ketika kita pergi nanti, kita akan pergi dengan bangga.
Bahwa dulu, pernah pada suatu masa, kita ada disana.. Berupaya dengan maksimal, untuk bisa menjaga apa yang sudah dipercayakan pada kita.
***
Selamat pagi, Selamat kembali Senin.
Spread the love and positivity. It will return to us in a very unexpected way.
Comments
Post a comment